TAN MALAKA DAN PERTENTANGAN TERHADAP IDEOLOGI PKI
29
- Oktober
2021
Posted By : hmpsfishipol
Komentar Dinonaktifkan pada TAN MALAKA DAN PERTENTANGAN TERHADAP IDEOLOGI PKI
TAN MALAKA DAN PERTENTANGAN TERHADAP IDEOLOGI PKI

Dewasa ini banyak masyarakat mengira bahwasaanya Tan Malaka merupakan seorang komunis yang diduga sebagai salah satu tokoh anti Islam. Hal ini tidak terlepas dari politisasi pengaburan sejarah yang menurut beberapa ahli sejarah Remouse License Key Crack dimulai pada masa pemerintahan Orde Baru. Tak bisa dipungkiri, sejak awal remaja Tan telah melahap berbagai sumber sastra tentang ideologi Marxis-Sosialis dan Sony Vegas Pro Full Crack karya Karl Max dan Vladimir Lenin. Dalam perjalanan perjuangannya ia sempat menjadi ketua PKI dan banyak mengikuti organisasi yang anti pemerintah pada saat itu.

Sebenarnya ada beberapa peristiwa yang menunjukkan ketidaksetujuan Tan Malaka terhadap kelompok komunis seperti PKI. Penulis Autodesk Revit Cracked berpendapat bahwa ideologi komunis hanyalah salah satu alat yang digunakan Tan Malaka untuk membangun negara Indonesia merdeka.

Peristiwa pertama yang menunujukan ketidaksetujuan Tan Malaka terhadap PKI adalah ketika rapat Komintern di Moskow, Rusia pada tanggal 5 November-5 Desember 1922. Waktu itu Tan Malaka merupakan salah satu wakil Komintern dari Asia Tenggara. Bulk Whatsapp Sender Free Tan Malaka diberikan kesempatan untuk berpidato pada hari ke-7 yaitu tangggal 12 November 1922. Dalam kongres ke-4 Komintern ini Tan berpidato mengenai kerjasama antara Islam dan komunisme untuk melawan kapitalisme dan imerialisme Bangsa Barat. Menurut Tan Malaka, Pan Islamisme memiliki potensi yang besar untuk menghancurkan kapitalisme dunia. Hal ini terbukti dengan pembentukan SI oleh Tan Malaka yang dilatarbelakangi oleh keinginan Tan agar Islam tidak dipertentangkan dengan komunisme. Jelas pidato Tan Malaka tersebut tidak satu visi dengan PKI yang ingin mendirikan Negara Komunis tanpa agama.

Peristiwa lain yang menunujukan Tan Malaka tidak sejalan dengan PKI adalah mengenai pemberontakan yang terjadi pada tahun 1926 di Banten dan di Silungkang, Sumatera Barat pada tahun 1927. Rencana revolusi yang digadang-gadangkan merupakan hasil rapat PKI yang dilaksanakan pada tanggal 25 Desember 1925 di Prambanan Yogyakarta, dibawah komando dari Sardjono. Dalam rapat tersebut disepakati bahwa PKI akan melakukan pemberontakan terhadap pemerintah Belanda pada 18 Juni 1926 yang dimulai dengan pemogokan-pemogokan dan disambung aksi bersenjata.

 Tan menilai bahwa PKI pada saat itu belum siap untuk melakukan revolusi, bahkan tindakan yang dilakukan hanya akan merusak citra dari PKI itu sendiri. Pernyataan Tan ini ditulis dalam bukunya “Dari Penjara ke Penjara”

Putusan itu saya anggap salah, karena diambil tergesa-gesa, kurang pertimbangan, harinya akibat provokasi lawan dan tidak seimbang dengan kekuatan diri sendiri, tidak bisa dipertanggungjawabkan kepada rakyat, tidak cocok dengan taktik strategi komunis, ialah massa aksi, akibatnya akan sangat banyak merugikan pergerakan di Indonesia dan lain sebagainya,” Kata Tan Malaka dalam bukunya yang berjudul “Dari Penjara ke Penjara”.

Hal ini terbukti dengan adanya kegagagalan dalam pemberontakan tersebut. Belanda dengan mudah dapat mematahkan pemberontakan yang tak terkoordinir dengan begitu baik. Sekitar 1.300 anggota PKI Banten ditangkap dan 99 orang diantaranya dibuang ke Boven Digul, termasuk para ulama PKI Banten seperti Tubagus KH Achmad Chatib, Tubagus H Abdulhamid, KH Mohammad Gozali, Tubagus KH Abdul Hadi, Puradisastra (kakak Sukaesih), Alirachman (Aliarcham), dan Tubagus Hilman.

Setelah peristiwa tersebut, pemerintah kolonial memandang PKI sebagai sebuah partai yang mengancam eksistensi pemerintahan dan harus dimusnahkan. Ruang gerak para tokoh PKI sangat diawasi oleh pemerintah. Hal itu juga berlaku bagi Tan Malaka berada di posisi yang tidak mengenakan. Ia dianggap sebagai seorang penghianat partai karena menolak gagasan pemberontakan dan diawasi gerak geriknya oleh pemerinta karena merupakan salah satu tokoh besar PKI dan dianggap sebagai pelopor pemberontakan tersebut.

            Pada tahun yang sama, Tan Malaka membuat buku yang berjudul “Aksi Masa”. Buku ini diciptakan sebagai jawaban Tan Malaka atas keputusan PKI di Prambanan yang menyatakan keinginan mereka untuk memberontak. Buku ini berisi panduan mengenai Asoftech Photo Recovery pentingnya memiliki jumlah massa yang banyak yaitu terdiri dari kaum buruh sebelum melakukan sebuah revolusi. Dalam buku ini juga dijelaskan bahwa perebutan kekuasaan dengan cara radikal (putch) bukanlah solusi yang terbaik. Putch menurut Tan Malaka adalah segerombolan kecil yang bergerak diam-diam dan tak berhubungan dengan rakyat banyak. Mungkin bisa dikatakan bahwa tindakan pemberontakan PKI pada tahun 1926-1927 merupakan sebuah tindakan radikal.

Penulis : Nana Kuswan Jati

Editor : Offy Resdiantari

DAFTAR PUSTAKA

Amirullah. (2018, September 25). Kisah Tan Malaka: Pejuang Spesialis Bawah Tanah, Ketua PKI Hingga Hidup Dalam Pengasingan. Serambinews.com; Serambinews.com. https://aceh.tribunnews.com/2018/09/25/kisah-tan-malaka-pejuang-spesialis-bawah-tanah-ketua-pki-hingga-hidup-dalam-pengasingan

‌Yudha Pratomo, A., & Mardani. (2014, February 25). Kisah Tan Malaka dikhianati Alimin soal pemberontakan PKI 1926 | merdeka.com. Merdeka.com. https://www.merdeka.com/peristiwa/kisah-tan-malaka-dikhianati-alimin-saat-pemberontakan-pki-1926.html

Serial Buku Tempo Tan Malaka. (2010). Tan Malaka Bapak Republik Yang Dilupakan. Jakarta: PT Gramedia.