SAN MIN CHU I : UPAYA SUN YAT SEN DALAM MEWUJUDKAN CHINA MENJADI SEBUAH NEGARA REPUBLIK
29
- September
2021
Posted By : hmpsfishipol
Komentar Dinonaktifkan pada SAN MIN CHU I : UPAYA SUN YAT SEN DALAM MEWUJUDKAN CHINA MENJADI SEBUAH NEGARA REPUBLIK
SAN MIN CHU I : UPAYA SUN YAT SEN DALAM MEWUJUDKAN CHINA MENJADI SEBUAH NEGARA REPUBLIK

Sun Yat Sen merupakan salah satu tokoh pahlawan nasional, negarawan, dan pemimpin revolusi Cina, ia lahir pada tanggal 12 November 1866 di  desa  Cui-heng,  Kota Xiang-Shan, Guangdong Cina.1 Sun Yat Sen terlahir dari keluarga yang kurang mampu dan baru pertama kali mendapatkan pendidikan saat berusia 10  tahun  tepatnya  di sekolah Cina tradisional. Selama menempuh pendidikan di sana, ia tertarik dengan  pembelajaran  klasik  yakni peristiwa pemberontakan Taiping yang dipimpin oleh Hong Xiuquan. Sun mengganggap bahwa Hong Xiquan merupakan seorang  pahlawan  yang  berani melakukan perlawanan terhadap kepemimpinan Dinasti Qing.2 Kehidupan Sun mulai mengalami perubahan yang cukup drastis pada tahun 1817, tepatnya pada saat berusia 15 tahun, ketika ia ikut bersama kakaknya ke Hawai. Di sana ia mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikannya dan bersekolah di sekolah misionaris Hawaii, pada tahun 1884-1886. Sun kembali ke  Hongkong  dan kemudia melanjutkan pendidikannya lagi di Queen’s College, Hongkong.3 Jika dilihat latar belakang pendidikan yang diperoleh Sun Yat Sen, tidak heran jika memiliki pemikiran yang maju dan kritis. Sun juga mahir dalam berbahasa inggris.

Sun Yat Sen sempat mendapakan pendidikan medis dan menjadi seorang dokter, akan tetapi ia memilih meninggalkan profesinya tersebut pada tahun 1894 dan beralih menjadi seorang politikus dan fokus mengabdikan dirinya kepada negara. Langkah pertama yang diambil Sunketika ia penjadi seorang politikus adalah mengajukan petisi untuk memodernisasi Cina kepada Li Hongzhang, tetapi petisi  tersebut ditolak dan penolakan yang dilakukan oleh Li Hongzhang tersebut, membuat Sun kemudian mendirikan sebuah kelompok bernama Hsing Chung Hui (perkumpulan memperbaiki Cina) di Honolulu, Hawaii.4 Tujuan dari kelompok tersebut  yakni  mendukung  Sun dalam mendirikan negara Cina yang modern, melakukan gerakan anti-Manchu dan menghapuskan sistem monarki di Cina.  Pada awalnya kelompok  tersebut  hanya  beranggotakan  20 orang, kemudian bertambah seiring berjalannya waktu dan  mendapatkan simpati  dari masyarakat Cina. Berkat dukungan yang diperoleh, Sun Yat Sen berani melakukan Revolusi Cina pada 11 Oktober 1911 sebagai bentuk perlawanan terhadap Dinasti Qing. Tidak hanya itu, ia juga berhasil merubah sistem pemerintahan dari monarki ke republik yang didasarkan gagasannya San Min Chu I (Tiga Prinsip Rakyat).

Pemikiran Sun mengenai San Min Chu I muncul ketika ia melakukan perjalan ke berbagai negara untuk mencari dukungan masyarakat Cina di perantauan. Salah satunya negara yang dikunjunginya adalah Inggris, disana ia mencari dukungan untuk melawan Dinasti Qing, tidak hanya itu selama berada disana ia juga sering sekali pergi ke perpustakaan  dan membaca karya para pemikir barat diantaranya:  Rousseau,  Montesquieu,  Karl Marx, JS Mill, dan Henry George mengenai sistem politik dan ekonomi hingga pada akhirnya ia terinspirasi memunculkan prinsip San Min Chu I.5 Perlu diketahui bahwa penamaan San Min Chu I yang dikemukakan oleh dr. Sun Yat Sen  sebenarnya  terinspirasi dari pidato gettysburg yang disampaikan oleh Presiden Amerika Serikat Abraham Lincoln yang mengatakan “A government of the people, by the people, for the people” yang memiliki arti pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat.6 Berdasarkan penjelasan diatas dapat dilihat bahwa pembentukan  gagasan San Min Chu I oleh Dr. Sun Yat Sen merupakan pengembangan dari teori dan praktik pemikiran para tokoh ternama dan kemudian diolah sehingga menghasikan pemikiran yang kritis.Adapun tujuan Sun membentuk gagasan tersebut, sebagai upaya memberikan kesejahteraan bagi rakyat Cina dalam mewujudkan cita – cita Republik Cina yang demokratis sesuai dengan prinsipnya.

Prinsip Sun mengenai San Min Chu I terdiri dari : Min Tsen (nasionalisme), menurutnya Cina terdiri dari lima macam ras yang berbeda diantaranya : Hans, Mancu, Mongol, Tartar, dan Tibet. Tujuan Sun mencetuskan nasionalisme, agar perbedaan ras yang ada di Cina bisa dijadikan sebagai alat pemersatu bangsa. Yang kedua yaitu Min Chu (demokrasi), menurutnya demokrasi merupakan pilihan yang tepat dalam proses pemerintahan sebuah negara, khususnya di Cina. Rakyat  seharusnya  dijadikan pemegang kekuasaan tertinggi dalam sebuah pemerintahan. Gagasan terakhir yaitu Min Sheng (sosialisme), menurutnya negara harus mengutakan kesejahteraan rakyat atau  kesejahteraan sosial sebagai upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat.7 Cina akan menjadi sebuah negara yang lebih  kuat, jika menerapkan prinsip nasionalisme serta sistem pemerintahan yang demokratis karena dianggap lebih adil dibandingkan dengan kekuasaan monarki, adanya perubahan sistem pemerintahan juga dirasa dapat memberikan kesejahteraan terhadap masyarakat. Hal tersebut dibuktikan hingga saat ini, prinsip Sa Min Chu I dapat membawa Republik Cina menjadi negara yang modern serta prinsip tersebut tetap dihayati bahkan dijadikan sebagai ideologi serta lagu kebangsaan negara Taiwan.

Pengaruh prinsip San Min Chu I tidak hanya dirasakan di daratan Cina, tetapi juga menyebar hingga keseluruh dunia. Salah satu tokoh yang terpengaruh oleh pemikiran Sun Yat Sen ialah Ir. Soekarno dari Indonesia. San Min Chu I mempengaruhi pemikiran presiden pertama Indonesia ini dalam pembentukan Pancasila. Namun, tidak semua prinsip San  Min  Chu  I  sejalan dengan pemikiran beliau. Berikut beberapa perbedaan pendapat dan pemikiran antara Ir. Soekarno dan prinsip San Min Chu I. Pertama, prinsip nasionalisme yang diusungkan oleh Sun lebih mengedepankan pada prinsip satu darah sedangkan prinsip nasionalisme Bung Karno didasarkan pada seluruh  aspek  kehidupan dalam  suatu negara yakni kedudukan semua bangsa sama dan tidak ada perbedaan anatar bangsa yang satu dengan yang lainnya. Ketiga, prinsip mufakat, perwakilan, dan permusyawaratan yang digagas oleh Sun memiliki persamaan dengan prinsip Bung Karno yakni prinsip kedaultan rakyat. Keempat prinsip kesejahteraan, yang digagas oleh Sun juga memiliki kesamaan dengan  Bung  Karno dalam upaya menciptakan keadilan sosial dan kemakmuran bagi rakyat. Kelima prinsip kepercayaan pada Tuhan, dalam hal ini Bung Karno beranggapan bahwa kepercayaan merupakan hak setiap manusia sebisa mungkin harus saling menghormati  dan  bertoleransi satu sama lain.8 Terdapat kemiripan dan perbedaan antara keduanya dalam upaya memodernisasi bangsa dan memanfaatkan pengetahuan barat untuk mengembangkan pemikiran yang baru.Upaya Sun Yat Sen dalam mewujudkan Cina menjadi negara modern sekaligus merubah sistem pemerintahannya menjadi republik ternyata membuahkan hasil bagi perkembangan negara Cina hingga saat ini. Keberhasilan tersebut tentunya tidak lepas  dari pengaruh prinsip yang ia kemukakan yakni San Min Chu I (Tiga Prinsip Rakyat), yang terdiri dari nasionalisme, demokrasi,  dan sosialisme. Tidak hanya itu prinsip yang  ia kemukakan ternyata dapat memberikan dampak yang baik bagi perkembangan sistem pemerintahan negara lain termasuk di Indonesia.

Penulis : Geizka Medina Rozal

Editor : Aziz Widiasni

Daftar Pustaka

Agung, Leo. 2015. Sejarah Asia Timur 1. Yogyakarta : Ombak, 74 – 82.

Ma, K.W. 1966.  Sun Yat Sen (1866 – 1925) A Man to Cure Patients and The  Nation –  his Early Years and Medical Career. Journal of Medical Biography Vol. 4 No.3, 161 – 170.

Lee, Edward Bing – Shuey. 1930. The Tree Principle of The  Kuomintang.  The  ANNALS of The American Academy of Political and Social Science Vol. 152  No. 1, 262 – 265.

Lee, Theresa Man Ling. 2014. Sun Yat Sen 1866 – 1925. The Encylopedia of Political Thought First Edition, 3629 – 3632.

Pang, Chien Kuo. 2015. Sun Yat Sen (1866 – 1925), The Wiley Blackwell Encyclopedia of Race, Ethnicity, and Nationalism First Edition, 1-4.

Suyanto, Isbodroini. 2011. Soekarno and Sun Yat Sen Struggling For Liberty and Nationalism. Sociae Polites, Edisi Khusus, 55 -70.

Catatan Kaki

1 Leo Agung, Sejarah Asia Timur 1, (Yogyakarta : Ombak, 2015), hlm. 75.

[2] Kan Wen Ma, Sun Yat Sen (1866 – 1925), A Man To Cure Patients And The Nation – His Early Years And Medical Career. Journal of Medical biography Vol. 4 No. 3, 1966, hlm. 162.

[3] Op.Cit, hlm. 76.

[4] Ibid, hlm. 77.

[5] Theresa Man Ling Lee, Sun Yat Sen 1866 – 1925, The Encylopedia of Political Thought First Edition, 2014, hlm. 3630.

[6] Chien Kuo Pang. Sun Yat Sen (1866 – 1925), The Wiley Blackwell Encyclopedia of Race, Ethnicity, and Nationalism First Edition, 2016, hlm. 1.

[7] Edward Bing – Shuey Lee, The Tree Principle of The Kuomintang. The ANNALS of The American Academy of Political and Social Science Vol. 152 No. 1, 1930, hlm. 263 – 264.

[8] Isbodroini Suyanto, Soekarno and Sun Yat Sen Struggling For Liberty and Nationalism. Sociae Polites Edisi Khusus, 2011, hlm. 66 -69.