REVOLUSI AMERIKA SEBAGAI PEMICU REVOLUSI DUNIA
21
- September
2021
Posted By : hmpsfishipol
Komentar Dinonaktifkan pada REVOLUSI AMERIKA SEBAGAI PEMICU REVOLUSI DUNIA
REVOLUSI AMERIKA SEBAGAI PEMICU REVOLUSI DUNIA

Revolusi Amerika terjadi saat penduduk di koloni Inggris yang terletak di Benua Amerika menginginkan haknya secara bebas. Hak yang dimaksud berupa hak untuk hidup, hak dalam memberikan suara, dan hak memenuhi kebahagiaan. Selain itu, revolusi yang terjadi di Amerika Serikat juga berasal dari jumlah pajak yang naik drastis. Penduduk di koloni Amerika diharuskan membayar pajak yang nilainya dinaikan oleh Inggris secara semena-mena. Lantas menyebabkan kalangan aktivis pro kemerdekaan geram akan hal tersebut.[1] Naiknya nilai pajak yang harus dibayarkan bermula saat Inggris memenangkan perang tujuh tahun dengan Prancis pada tahun 1756-1763. Kemenangan tersebut membuat Inggris mendapatkan daerah baru, yaitu Kanada dan Lousiana di sebelah timur sungai Mississippi.[2] Namun, kemenangan itu mengharuskan Inggris menggelontorkan dana yang banyak, hingga menyebabkan Inggris berutang sebesar 130 juta Poundsterling dengan tambahan bunga 4 juta Poundsterling tiap tahunnya.[3]

Penyebab khusus dari Revolusi Amerika juga karena adanya undang-undang yang dikeluarkan setelah Undang-undang Gula dan Materai. Undang-undang tersebut yaitu Undang-Undang Tawnsend dan Teh yang disahkan pada tahun 1773. Undang-Undang Tawnsend mengatur tentang pajak timah, cat, gelas, dan kertas. Sedangkan, Undang-Undang Teh mewajibkan penduduk koloni untuk membeli teh di kongsi dagang Inggris yaitu EIC (Easr Indian Company) saja.[4] Kejadian yang terjadi setelah adanya Undang-Undang Teh menyebabkan kelompok pimpinan Samuel Adam yang bernama Sons Of Liberty melakukan pemboikotan terhadap muatan teh yang berlabuh di Pelabuhan Boston. Kelompok tersebut melancarkan aksinya pada malam hari dengan menyamar sebagai Suku Mohawk (Orang Indian) dan membuang muatan teh yang ada di kapal ke laut. Akibatnya, teh tersebut tidak dapat diolah menjadi minuman.[5] Peristiwa ini bernama The Boston Tea Party yang membuat Raja George III Ingris marah dan menuntut ganti rugi, tetapi tidak ada yang mau mengganti rugi. Hal khusus inilah yang memicu perang kemerdekaan Amerika Serikat atau Revolusi Amerika.[6]

Revolusi Amerika yang disebabkan oleh adanya 13 koloni yang ingin lepas dari cengkraman Inggris karena beberapa faktor. Menurut McMaster, ketiga fakto tersebut adalah adanya keinginan menegakkan hukum perdagangan yang adil dan sesuai dengan prinsip hukum, adanya seperempat tentara Inggris yang bertahan di koloni (Amerika), dan tingginya pajak yang dipungut untuk mendanai tentara Inggris yang berperang di daerah koloni, serta untuk membayar utang Inggris tanpa adanya persetujuan dari penduduk koloni.[7] Revolusi Amerika terjadi melalui beberapa proses. Proses ini dimulai dari bentuk perlawanan penduduk Koloni Inggris di Benua Amerika Utara dalam rangka mengobarkan semangat revolusi dan mengusir Inggris dari tanah Amerika. Perlawanan yang terjadi dalam Revolusi Amerika terdiri dari golongan intelektual, kaum pedagang, serta aksi massa di berbagai wilayah koloni.[8]

Massa di tanah koloni Amerika juga melakukan perlawanan dalam Revolusi Amerika sebagai sikap atas kebijakan pajak serta berbagai kebijakan yang diambil oleh Inggris yang dinilai memberatkan untuk penduduk koloni di Amerika. Perlawanan massa tersebut dilakukan di bawah komando Isaac Barre, yang kemudian memaksa para agen materai agar meletakkan jabatannya. Isaac Barre juga meminta para pedagang untuk menghentikan dan melakukan pemboikotan pesanan barang dari Inggris. Massa juga melakukan aksi pembakaran surat-surat pengadilan laut yang terletak di Kota Boston sebagai tindakan perlawanan kepada Inggris. Tidak hanya itu, massa juga melakukan perampokan di berbagai rumah dari pegawai keuangan.[9] Akibatnya, Revolusi Amerika kian memanas.

Untuk mempersatukan semua koloni dalam upaya melawan Inggris, dibentuklah suatu Kongres Kontinental I pada 5 September 1774 di Philadelphia. Seluruh koloni mengirim delegasinya untuk menghadiri kongres tersebut. Kongres dihadiri oleh 52 tokoh berpengaruh di masing-masing daerah koloni, kecuali koloni Georgia.[10] Kongres yang berhasil mempersatukan semua koloni ini pun menghasilkan keputusan berupa petisi untuk Raja George III dan mempengaruhi masyarakat untuk tidak membeli produk serta melakukan pemboikotan kepada Inggris di segala bidang. Tidak lama kemudian, konflik bersenjata pun mulai meletus di Concord pada April 1775. Dalam mengatasi konflik bersenjata tersebut, maka dimulailah Kongres Kontinental II pada Juni 1775 yanh hasilnya George Washington menjabat sebagai komandan tertinggi (Commander in Chief) yang merupakan posisi tertinggi di militer dalam melawan tentara Inggris.[11]

Perang kemerdekaan Amerika yang meletus pada tahun 1775-1783 merupakan masa penting dimana nasib ke-13 koloni ini dipertaruhkan. Jika mereka memenangkan perang maka revolusi berhasil, sebaliknya apabila mereka kalah dari Inggris maka ke-13 koloni tersebut akan tetap menjadi daerah jajahan Inggris serta saat ini tidak akan ada negara adikuasa Amerika Serikat. Saat perang kemerdekaan berkecamuk, George Washington berhasil memenangkan perang dengan strategi defensif dan mengerahkan pasukan milisi untuk mengganggu jalur logistik pasukan Inggris.[12] Strategi defensif ini seperti taktik gerilya yang mengandalkan serangan mendadak dan serangan kejutan. Setelah dilakukannya Kongres kedua, pada awal Juli 1776 diselenggarakan Kongres Kontinental III yang dihadiri oleh seluruh aggota ke-13 koloni. Dalam Kongres ketiga ini, Thomas Jefferson yang merupakan delegasi dari Virginia atas nama ke-13 koloni menyatakan deklarasi kemerdekaan pada 4 Juli 1776.[13] Deklarasi kemerdekaan tersebut kemudian menjadi tanda hari berdirinya negara baru yaitu United States of America (USA)

Perang kemerdekaan yang terjadi antara Amerika dan Inggris setelah deklarasi kemerdekaan Amerika pada 1776 membuat Amerika harus mencari dukungan dari negara lain. Perang ini justru membuat aliansi antara Amerika dan Prancis. Prancis yang melihat Inggris berusaha mati-matian dalam mempertahankan koloninya, akhirnya sepakat dengan perjanjian aliansi tersebut. Aliansi yang dibentuk atas dasar pragmatis dimana Amerika membutuhkan dana dan persenjataan, sedangkan Prancis ingin mengalahkan Inggris yang merupakan rivalnya.[14] Perjanjian aliansi ini disahkan pada 6 Februari 1778 dan ditegaskan dalam bentuk dua perjanjian yaitu Treaty of Amity and Commerce dan Treaty of Alliance.[15] Dari perjanjian tersebut dapat dilihat bahwa ini menjadi satu-satunya perjanjian keamanan bilateral serupa yang ditandatangani oleh Amerika Serikat hingga tahun 1949.[16] Adanya dukungan dari Prancis membuat pasukan Amerika yang berada di bawah komando George Washington tidak mengalami kesusahan dalam melawan Inggris. Adanya hubungan dengan Prancis membuat peperangan dapat berakhir dengan ditandatanganinya perjanjian perdamaian di Paris pada 3 September 1783 yang kemudian membuat Inggris rela kehilangan ke-13 koloninya di Amerika.[17]

George Washington yang berhasil dalam melatih pasukan Amerika memberikan motivasi agar tidak insecure dengan kekuatan pasukan Inggris. Selain itu, ia juga menanamkan jiwa patriotisme dan nasionalisme menjadikan pasukan Amerika memiliki mental dan kekuatan yang cukup, meskipun jika dibandingkan dengan kualitas dan kuantitas pasukan Inggris jelas jauh berbeda. Setelah menghadapi musim dingin yang ganas, keterbatasan logistik tidak membuat pasukan Amerika patah semangat. Hal ini dibuktikan dari keberhasilan Amerika dalam pertempuran Bunker Hill (1775), Delaware (1776), pertempuran Princeton (1776), pertempuran merebut kembali Kota Boston, hingga mengalahkan pasukan Inggris yang dipimpin oleh Jenderal Cornwallis di Yorktown (1781) dengan bantuan Prancis.[18] Hal tersebut juga tidak lepas dari usaha golongan intelektual seperti Benjamin Franklin yang berkunjung ke Prancis untuk meminta dukungan agar perang kemerdekaan dapat dimenangkan oleh Amerika.

            Setelahnya, pada tahun 1783 pemerintahan Kerajaan Inggris mengakui kemerdekaan Amerika Serikat yang pada saat itu terdiri dari 13 koloni dan mengisyaratkan sebagai negara yang berdaulat.[19] Selesainya perang kemerdekaan menandai berhasilnya Revolusi Amerika dari tahun 1776-1783. Setelah pengakuan Inggris, Amerika Serikat mulai melakukan penyusunan konstitusi pemerintahan nasional Amerika.

Penulis : Beka Rafiq Ardiansyah

Editor : Vicky Nur Amalya

Daftar Pustaka

Arifin, Faizal. 2012. Peranan George Washington Dalam Perang Kemerdekaan Amerika ………..Serikat Pada Tahun 1775-1783. Factum: Antologi Jurnal Sejarah dan Pendidikan ………..Sejarah. Vol. 1 No. 1. Hlm 8-16

Harian Sejarah.id. Revolusi Amerika (1775-1783), Dari Koloni menjadi Negara Adi Kuasa, …………30 Januari 2017. https://www.hariansejarah.id/2017/01/revolusi-amerika-1775-1783-dari-koloni-html Diakses Pada Sabtu 26 September 2020 Pukul 19:20

Hasan M., Akhmad. Gara-gara Pajak, 13 Koloni Berontak dan Lahirlah Amerika Serikat. …………Tirto.id (04 Juli 2018). https://amp.tirto.id/gara-gara-pajak-13-koloni-berontak-dan-lahirlah-amerika-serikat-cM8B  Diakses Pada Sabtu 26 September 2020 Pukul 21:00

Krisnadi, IG. 2019. Sejarah Amerika Serikat. Ombak, Yogyakarta. Hlm 103-115

Syahdan, Pusparida. 2015. Tinjauan Historis Mengenai Kepentingan Ekonomi Dalam Politik …………..Luar Negeri Amerika Serikat Era Isolasionis. Jurnal Wanua Jurusan Hubungan …………Internasional Universitas Hasanuddin. Volume 1. No. 1. Hlm 124-125


[1] Akhmad M. Hasan. Gara-gara Pajak, 13 Koloni Berontak dan Lahirlah Amerika Serikat. Tirto.id (04 Juli 2018). https://amp.tirto.id/gara-gara-pajak-13-koloni-berontak-dan-lahirlah-amerika-serikat-cM8B  Diakses Pada Sabtu 26 September 2020

[2]  IG. Krisnadi. Sejarah Amerika Serikat. Yogyakarta, Ombak 2019. Hlm 103

[3]  Ibid hlm 104

[4] Harian Sejarah.id. Revolusi Amerika (1775-1783), Dari Koloni menjadi Negara Adi Kuasa, 30 Januari 2017. https://www.hariansejarah.id/2017/01/revolusi-amerika-1775-1783-dari-koloni-html Diakses Pada Sabtu 26 September 2020

[5] Ibid

[6] Ibid

[7] Faizal Arifin. Peranan George Washington Dalam Perang Kemerdekaan Amerika Serikat Pada Tahun 1775-1783. Factum: Antologi Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah. Vol. 1 No. 1. 2012 hlm 8

[8] IG. Krisnadi, Op.Cit., hlm 104                                      

[9] Ibid 105

[10] Faizal Arifin. Op.Cit., hlm 9

[11] Ibid hlm 16

[12] Ibid

[13] IG. Krisnadi. Op.Cit., hlm 114

[14] Pusparida Syahdan. Tinjauan Historis Mengenai Kepentingan Ekonomi Dalam Politik Luar Negeri Amerika Serikat Era Isolasionis. Jurnal Wanua Jurusan Hubungan Internasional Universitas Hasanuddin. Volume 1. No. 1. 2015. Hlm 124

[15] Ibid hlm 125

[16]  Ibid

[17] Ibid

[18] Faizal Arifin. Op.Cit., hlm 16

[19] Ibid

cinema 4d gigapurbalingga
pinnacle studio 20 ultimate download
adobe illustrator cs6 full version + crack & serial number
adobe acrobat pro dc cracked
expressvpn gigapurbalingga