TAN MALAKA : SEORANG GURU BAGI KAUM BURUH PERKEBUNAN
04
- September
2021
Posted By : hmpsfishipol
Komentar Dinonaktifkan pada TAN MALAKA : SEORANG GURU BAGI KAUM BURUH PERKEBUNAN
TAN MALAKA : SEORANG GURU BAGI KAUM BURUH PERKEBUNAN

Tan Malaka lahir di Pandam Gadang, Suliki, Sumatera Barat pada 2 Juni 1897. Tan Malaka mempunyai nama asli Sutan Datuk Ibrahim. Dia berasal dari keluarga bangsawan di daerah Luxonix Purity VST Crack Full. Ayahnya bernama Sutan Rasyad dan ibunya bernama Rangakyo Sina. Saat  masih kecil, Tan malaka dididik sebagaimana orang Sumatera Barat pada umumnya yang sangat mendalami ilmu agama Islam. Bahkan keponakan Tan Malaka dalam sebuah wawancara stasiun televisi mengkonfirmasi bahwa Tan Malaka sudah khatam Al-Qur’an sejak umur 10 tahun.

“Jadi memang orang Minangkabau sudah menjalani kehidupannya sejak kecil, tidak lagi tinggal serumah dengan ibunya, tapi hidup dengan Samsung FRP Tool Download sudah di surau atau pelanggar untuk mengaji dan belajar silat” Katta Zulfikar Kamarudin, keponakan dari Tan Malaka.

Sumber foto : Intisari.grid.id

            Asal usul nama Tan Malaka bermula ketika ia berumur 16 tahun. Pada waktu itu ia diberikan dua pilihan oleh keluarganya untuk memilih gelar Datuk Tan Malaka atau dijodohkan dengan perempuan pilihan keluarganya. Awalnya Tan Malaka muda menolak kedua pilihan Idealshare Videogo Keygen tersebut, namun setelah dipaksa oleh kedua orang tuanya, maka ia memilih untuk memiliki gelar Datuk Tan Malaka. Tan Malaka muda berpikir bahwa proses perjalanan hidupnya masih panjang, sehingga ia tidak mau mimpi-mimipinya untuk mencerdaskan masyarakat pribumi harus dihentikan oleh sebuah hubungan rumah tangga. Sejak saat itu Sutan Datuk Ibrahim dikenal dengan nama Tan Malaka.

Setelah mempunyai gelar sebagai Datuk Tan Malaka, pada tahun 1913, Tan Malaka terbang ke negeri Belanda. Pada saat itulah dimulainya perjalanan panjang Tan Malaka untuk belajar dan berkecimpung mendalami ideologi marxis-komunis. Ia terbang ke Belanda atas rekomendasi gurunya yang bernama Horensma. Sebelumnya, keluarga Tan Malaka menolak untuk mengizinkannya melanjutkan pendidikan ke Belanda. Hal itu dilatarbelakangi oleh keterbatasan ekonomi keluarga. Akan tetapi, setelah mendapatkan bantuan dari gurunya, akhirnya pihak keluarga mengizinkannya.

Di Belanda, Tan Malaka belajar di Sekolah Pendidikan Guru Pemerintah (Rijksk Weekschool). Tan Malaka mengenali dan belajar ideologi kiri di sana selama kurang lebih 6 tahun. Ia sadar bahwa masyarakat Indonesia perlu membuka dan mengibah cara pandang untuk merdeka.Adguard Premium Key Berdasarkan pengalamannya di Belanda, Tan malaka kembali ke tanah air pada tahun 1919 dan menjadi seorang guru di sebuah perkebunan buruh kontrak di Tanjung Morawa, Deli Serdang, Sumatera Utara.  Latar belakang  guru yang dimilikinya, membuat Tan Malaka berkeinginan untuk membantu masyarakat Bukit Tinggi agar masyarakat menjadi cerdas dengan tetap berdasar pada identitas asli mereka.

Tan Malaka memiliki konsep sendiri dalam mewujudkan keinginannya untuk mencerdaskan masyarakat. Konsep pendidikan yang dibawa Tan Malaka adalah pendidikan yang membebaskan. Konsep tersebut menitikberatkan pada tiga semangat utama. Pertama, anak-anak harus diberi bekal untuk bertarung dalam masyarakat kapitalisme yang diistilahkan Tan dengan masyarakat kemodalan. Kedua, bekal itu digunakan oleh anak-anak untuk berdemokrasi dan mencintai rakyat kecil, bukan diri sendiri. Ketiga, sekolah harus mengajarkan dan membongkar idiologi yang mengajarkan ketimpangan, tetapi harus membela kelas bawah.

Selama menerapkan konsep pendidikan di sekolah perkebunan buruh di Tanjung Morawa, Tan Malaka banyak berselisih paham dengan orang-orang Belanda. Dalam buku Dari Penjara Ke Penjara I, pertentangannya dengan orang-orang Belanda tersebut diuraikan ke Download Obs Studio 64-bit Full Crack dalam empat permasalahan utama, yaitu rasisme warna kulit, pendidikan yang tidak layak bagi anak buruh, masalah tulis-menulis di surat kabar dan hubungannya sendiri dengan para buruh perkebunan tersebut. Keadaan yang demikian, kemudian membuat Tan Malaka merasa tertantang untuk mengaplikasikan ilmu sosialis-komunis yang didapatinya selama belajar di luar negeri. Akan tetapi, cara belajar yang diterapkannya mendapat pertentangan keras dari orang-orang Belanda, membuat Tan Malaka harus pergi dari Deli Serdang menuju Semarang untuk melanjutkan mimpinya dalam mencerdaskan anak bangsa di daerah lain.

Penulis : Nana Kuswan Jati

Editor : Dewi Maryani

DAFTAR PUSTAKA

Hambali. (2015). Konsep Pendidikan Dalam Perspektif Tan Malaka (Tokoh Revolusioner Prakemerdekaan). INTELEKTUALITA, 3(1), 95-106.

Malaka, T. (2014). Tan Malaka: Dari Penjara ke Penjara. Narasi.

Pito Agustin Rudiana. (2019, August 19). Tan Malaka, Seorang Guru yang Jadi Oposisi Pemerintah Soekarno. IDN Times; IDN Times. https://jogja.idntimes.com/news/jogja/pito-agustin-rudiana/tan-malaka-seorang-guru-yang-jadi-oposisi-pemerintah-soekarno/3

avast cleanup premium activation code 2017
auto mouse click serial key
photoshop cs2 authorization code keygen software
tekken 7 cd key free download