
oleh Lanang Samurat
Diam menerkam mendekap rasa temaram
Jejak jejak membara terhapus sebuah kelam
Dalam dada yang sesak akan nuansa kaya raya
Dan lalai akan sumpah yang kini menjelma serapah
Dedaunan luruh menapaki bumi
Teriris gergaji berisik yang semakin meringis
Di iringi gelak yang hadir tanpa melodi
Tapi menyepah dedaunan yang hanyut dibawa emosi
Merdu seru setuju di kursi mewah dan meja berpernis indah
Menjelma kelu pada ilalang yang bergeming lemah
Jalan lapang tanpa bisa untuk diseberang
Di desa yang tenang kini sarat raungan proyek kilang
Jalma jalma yang rapuh tak sanggup mengangkuh
Ingin mati sepertinya hanya serapah yang bergemuruh
Jalan tanah melegam menjelma rumah
Lahan hijau menjelma toko kosong di sembarang denah
Sepertinya orang desa kini semakin terengah
Upah dari monopoli tanah sudah hampir musnah
Digilas nasi yang dulu selalu dicumbui
Sedang kini menerkam serupa serapah
Dimana lagi tangisku di dengar
Sedang langit yang ku tatap beralih menjadi halilintar
Pandang keteduhan kehilangan ranah
Menyerngai tertekan rasa yang semakin gundah